26 November 2009

Sekilas Info Industri Pakan Ternak Ayam

Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam industri pakan ternak adalah penentuan lokasi pabrik. Penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kelangsungan hidup pabrik pakan. Pabrik pakan sebaiknya didirikan di wilayah yang diprioritaskan untuk pengembangan daerah industri yang direkomendasikan. Penentuan lokasi pabrik pakan ternak, perlu mempertimbangkan beberapa faktor antara lain :
1. Faktor Primer, meliputi kedekatan dengan pasar (konsumen), sumber bahan baku, fasilitas transportasi, terdapatnya pembangkit tenaga listrik, kemudahan mendapatkan tenaga potensial, keamanan, kepadatan penduduk, potensi peningkatan produksi riil.
2. Faktor Skunder, meliputi perencanaan prospek pabrik pakan, kemudahan sarana dan prasarana seperti fasilitas perbankan, suku cadang, telekomunikasi dan lain sebagainya..
Produksi Pakan
Proses pembuatan pakan diawali dengan pembelian bahan baku (purchasing), penerimaan bahan baku (receiving), pengawasan mutu (quality control), proses (processing), penggudangan (warehousing), bongkar muat (loading and transportation) dan pemasaran (marketing). Dalam pengawasan mutu di pabrik pakan harus dilakukan secara menyeluruh, dimulai saat penerimaan bahan baku sampai dengan pada saat produk tersebut akan dipasarkan. Dengan demikian sebaiknya perusahaan menerapkan konsep pengendalian mutu terpadu.
Mutu pakan meliputi sifat fisik dan kimia. Sifat fisik meliputi warna, kerusakan akibat jamur, kontaminasi oleh bahan-bahan asing seperti batu dan besi. Pengujian kimia bahan meliputi kandungan zat makanan termasuk kadar air, lemak, protein, serat kasar dan kontaminasi residu pestisida. Kadar air merupakan salah satu indikator mutu bahan yang sangat penting diperhatikan, karena bahan dengan kadar air tinggi dapat menyebabkan kerusakan bahan selama penyimpanan.
Pengawasan juga perlu dilakukan pada saat proses produksi pembuatan ransum yang meliputi sebagai berikut.
1. Pengoperasian Komputer (Weighing)
2. Penggilingan (Grinding)
3. Pengadukan (Mixing)
4. Pembuatan Pellet (Pelleting)
5. Pembuatan Crumble (Crumbling)
6. Pengemasan (Packing)
7. Penimbangan (Bagging Off and Sewing)
8. Pengontrolan Ransum Jadi
Secara umum proses produksi pengolahan pakan ternak pada setiap pabrik mempunyai alur proses yang sama. Persaingan antar produsen pakan ternak umumnya terjadi pada Quality Control Management (QC) dan Manajemen Litbang (R & D) dalam pengembangan resep dan pasar.
Mesin dan Peralatan
Jenis dan jumlah mesin dan peralatan disesuaikan dengan target volume yang akan dipasarkan. Ada dua alternatif mesin dan peralatan yang dapat dipilih oleh pabrik. Alternatif pertama mesin dengan kapasitas 2,5 ton/jam dan alternatif kedua mesin dengan kapasitas 10 ton/jam. Mesin dengan kapasitas 10 ton/jam dan 50 ton/jam dirancang sebagai rangkaian sistem otomatis, sedangkan mesin dengan kapasitas 2,5 ton/jam adalah mesin manual.

10 November 2009

Info Teknis Usaha Ternak Sapi Perah

Usaha peternakan sapi perah menghasilkan beberapa produk yang terdiri dari produk utama, sampingan dan limbah. Produk utamanya berupa susu segar, produk sampingannya berupa pedet dan sapi afkir dan limbahnya berupa feses (kotoran padat) dan urin (air kencing) yang dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik serta biogas.
Daerah sejuk dan kering merupakan daerah yang cocok untuk sapi perah. Daerah ini biasanya terdapat di daerah pegunungan yang mempunyai ketinggian di atas 800 m dpl. Salah satu faktor yang penting dalam upaya peningkatan produktivitas ternak sapi perah adalah penggunaan sapi yang baik mutunya. Dasar pemilihan atau standar yang biasa digunakan antara lain: bangsa, produksi, bentuk (eksterior), kesehatan dan sifat-sifat sapi. Bentuk luar pada sapi perah yang dipelihara sebaiknya memiliki ambing besar dan simetris terletak di bawah perut, diantara kedua kaki belakang yang lebar dengan pertautan yang cukup kuat, keempat puting susu memiliki bentuk dan ukuran yang sama dan letaknya simetris. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi susu dan resiko usaha peternakan sapi perah, antara lain :

A. Faktor Genetik
1. Bangsa Sapi Perah
Setiap bangsa sapi mempunyai sifat-sifat yang khas dalam menghasilkan susu yang baik dalam jumlah (kuantitas) maupun kualitas serta warna susunya. Sapi Fries Holland (FH, Holstein) merupakan bangsa sapi perah yang mempunyai kemampuan produksi susu tertinggi dalam kuantitasnya, baik di daerah beriklim sedang maupun di daerah beriklim tropis. Akan tetapi dalam produksi lemak susu, sapi FH ini paling rendah dibandingkan dengan bangsa sapi lainnya. Bangsa sapi Jersey merupakan bangsa sapi yang mempunyai produksi susu dengan kadar lemak tertinggi, sedangkan bangsa sapi yang lainnya mempunyai kadar lemak susu diantara sapi FH dengan sapi Jersey.
2. Besarnya Badan Sapi
Sapi-sapi yang mempunyai bobot badan lebih berat biasanya akan menghasilkan susu lebih banyak daripada sapi yang kecil pada bangsa dan umur yang sama. Hal ini disebabkan sapi yang berbadan besar mempunyai kemampuan untuk mengkonsumsi pakan lebih banyak, sehingga ketersediaan zat makanan hasil metabolisme tubuh sebagai bahan baku (precusor) susu dapat lebih banyak.

B. Faktor Lingkungan
1. Pakan dan ketersediaan air
Jumlah pakan yang diberikan merupakan faktor kritis yang paling utama dalam produksi sapi perah. Sapi perah mengkonsumsi pakan (hijauan dan konsentrat) dalam bahan kering sebesar 3-4 % dari bobot badannya. Disamping jumlah, maka imbangan hijauan dengan konsentrat juga akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan. Pakan yang terlalu banyak hijauannya (>70%) akan menyebabkan jumlah produksi susu turun, tetapi kadar lemak susu naik. Sebaliknya pakan yang terlalu banyak mengandung konsentrat (>50%) akan menyebabkan kenaikan jumlah produksi susu dengan kadar lemak susu yang rendah.
Bahan pakan berserat merupakan pakan utama sapi perah misalnya rumput. Bahan pakan tersebut mengandung serat kasar yang tinggi, tetapi kadar serat yang terlalu tinggi dalam ransum dapat mengakibatkan ransum sulit dicerna. Sebaliknya bila ransum mengandung serat terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Bahan pakan konsentrat mengandung kadar serat rendah dan mudah di cerna, misalnya: dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, jagung, kedelai dan lain-lain. Konsentrat komersial merupakan campuran dari bahan-bahan tersebut
Jumlah air minum yang diberikan juga dapat mempengaruhi jumlah produksi susu. Oleh karena itu pemberian air minum penting dalam peternakan sapi perah. Hal ini disebabkan lebih dari 85% bagian dari susu terdiri dari air dan 50% dari badan sapi perah juga terdiri dari air. Jumlah air yang dibutuhkan tergantung pada produksi susu, suhu lingkungan dan bentuk makanan yang diberikan (seperti hijauan segar dengan hijauan kering). Kebutuhan air minum untuk seekor sapi sebesar 3,6 – 4,0 liter per hari untuk setiap liter susu yang dihasilkannya. Oleh karena itu setiap hari seekor sapi perah membutuhkan air minum minimal sebanyak 37-45 liter. Jumlah ini akan bertambah bila suhu udara diatas 280C.
2. Umur
Umumnya sapi perah mulai beranak pada umur 2 tahun dengan produksi susu kira-kira sebesar 75% dari kemampuannya. Produksi susu akan meningkat dengan bertambahnya umur dan mencapai puncaknya pada umur 6-7 tahun. Kemudian setelah umur tersebut, sapi perah akan mengalami penurunan produksi susu. Oleh karena itu sapi biasanya diafkir jika sudah tidak ekonomis lagi atau kemampuan genetis produksi susunya sudah lebih rendah dari rataan kandang.
3. Jarak Beranak
Jarak beranak yang ideal untuk seekor sapi perah betina yaitu 12 – 12,5 bulan. Jika jarak beranak ini kurang dari satu tahun, maka produksi susu akan turun sebesar 3,7 – 9,0% pada laktasi yang sedang berjalan dan atau yang akan datang. Akan tetapi kalau jarak beranak diperpanjang sampai 450 hari, maka produksi susu akan naik sebesar 3,5%. Walaupun demikian kenaikan sebesar 3,5% ini tidak ekonomis dan merupakan kerugian, sebab susu yang dihasilkan selama masa perpanjangan ini tidak dapat menutupi biaya pakan dan tertundanya penerimaan dari hasil pedet.
4. Tatalaksana
Kegiatan tatalaksana lain yang berpengaruh terhadap produksi susu yaitu kegiatan pemerahan. Perubahan waktu pemerahan dan tenaga kerja pemerah dapat menurunkan produksi susu sampai 50%, sehingga tatalaksana pemerahan juga merupakan faktor kritis dalam peternakan sapi perah.

25 October 2009

Info Teknis Pemeliharaan Kuda

Kuda merupakan salah satu hewan ruminansia yang penting secara ekonomis. Disamping digunakan sebagai pengangkutan orang atau barang dapat pula digunakan sebagai sumber bahan pangan penghasil daging. Adapula yang memanfaatkannya sebagai sarana olahraga, hobby dan kesenangan. Terdapat dua jenis kuda berdasarkan berat badannya yaitu kuda ringan dan kuda beban. Kuda ringan adalah kuda yang hanya memiliki berat badan mencapai 590kg, antara lain kuda arab, kuda morgan dan kuda paint. Sedangkan kuda beban adalah kuda yang memiliki berat badan hingga mencapai 907kg, antara lain seperti kuda clydesdale, kuda draft, kuda percheron dan kuda shire.

Beberapa Bangsa Kuda adalah sebagai berikut:
  1. Kuda American Saddle, merupakan kuda tunggangan yang berasal dari denmark, karakteristik yang menonjol adalah enak dinaiki untuk jarak jauh dan dapat dipekerjakan sambil membawa beban.
  2. Kuda Appaloosa, kuda Appaloosa berasal dari Prancis, ciri khas kuda ini warna tubuhnya totol-totol terutama di atas punggung dan pinggangnya.
  3. Kuda Arabian, kuda ini berasal Mesir dan dikembangkan di Arab. Ciri khasnya adalah kecepatan larinya, daya tahan tubuhnya dan kecantikannya. Sifatnya jinak dan lebih suka bersahabat dengan manusia.
  4. Kuda American Quarter, merupakan kuda inovasi Amerika, ada dua tipe kuda quarter yaitu tipe pacuan dan tipe pekerja. Tipe pacuan merupakan persilangan kuda American Quarter dengan kuda thoroughbred yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan larinya. Sedangkan tipe pekerja bisa sebuah persilangan ataupun tidak yang bertujuan untuk dinaiki sebagai kesenangan.
  5. Kuda Thoroughbred, merupakan kuda lomba karena penampilannya bagus dan kecerdasannya tinggi, kecepatan larinya kencang dan daya tahan tubuhnya tinggi.
  6. Kuda Clydesdale, kuda ini terkenal sebagai kuda penarik kereta angkut ukuran besar, penampilan dan warna tubuhnya cerah.
Pemilihan Calon Bakalan
Bakalan yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan yang diinginkan, misalnya untuk kuda tarik dan tunggang sebaiknya mempunyai sistem pertumbuhan tulang yang kuat, leher tipis yang menandakan dapat berputar cepat, telinga pendek, tegak dan mengarah ke depan yang menandakan kondisi baik dan waspada. Karakteristik lain yaitu kaki depan seperti huruf V terbaik yang menunjukkan kuda tampil lincah saat berlari.

Perkandangan
Kandang kuda umumnya berbentuk single stall. Di arela perkandangan sebaiknya perlu disediakan tempat untuk exercise. Tempat pakan hijauan atau hay harus berada setinggi bahu kuda, sedangkan tempat konsentrat diletakkan beberapa meter dari tempat hijauan. Disediakan pula tempat air minum, anak dan induk sebaiknya di tempatkan pada box stall.

Tata laksana Pemeliharaan
Tiap kuda hendaknya diberik pakan secara individual, tempat pakan harus bersih dari jamur. Kuda biasanya memiliki prilaku cribbing atau menggigit-gigit pagar kandang sehingga perlu diberi latihan fisik.

Pemberian Pakan
Bahan pakan alami kuda adalah rumput. hay dan grain yang berkualitas juga dapat diberikan. Kadang-kadang kuda membutuhkan pakan ekstra seperti pelet, grain, suplement vitamain dan mineral. Kosentrat dalam frekuensi tetap dapat diberikan misalnya setiap hari, dua kali sehari ataupun tiga kali sehari. Kuda dengan beban yang berat memerlukan asupan kalsium (Ca) dan posfor (P) agar terbentuk tulang-tulang yang kuat, sehingga tidak terkena penyakit Richets.
Jumlah pakan yang diberikan setiap hari sebanyak 2 lbs (1kg) tiap 100 lbs berat badannya, 0,5-1 lbs (225-450g) grain dan 1,25-1,5 lbs (570-680 g) hay untuk setiap 100 lbs (45kg) berat badannya. leguminosa biasanya diberikan untuk kuda muda dalam masa pertumbuhan dan kuda betina bunting. Campuran ransum untuk kuda dewasa mengandung 10% protein, sedangkan kuda bunting dan kuda menyusui 12% protein. Peternak juga harus mewaspadai adanya gangguan sand colic yang diakibatkan oleh penempatan jerami di atas tanah.

Pembibitan Kuda
Kuda betina dara mencapai pubertas pada umur 12-15 bulan, umur kawin 2 tahun atau lebih, jumlah anak yang dihasilkan dapat mencapai 10-12 ekor hingga mencapai umur 20th bahkan lebih.

Pemeliharaan Kesehatan
Jenis penyakit yang biasanya menyerang kuda adalah influenza, distemper, pneumonia, tetanus, encephalomyelitus dan ascarisasis. Penyakit encephalomyelitus dapat dicegah dengan vaksinasi secara berkala. Kontrol terhadap lalat pada musim endemik dapat mencegah serangan penyakit, sementara untuk mencegah serangan cacing ascarisasis bisa dilakukan dengan rotasi pasture serta memberi pasokan pakan dan air bersih.

28 September 2009

Memanfaatkan Pekarangan Rumah yang Sempit Menjadi Lahan Produktif


Seringkali pekarangan rumah kita yang sempit menjadi kendala dan tanda tanya "bagaimana cara untuk memanfaatkannya?". Pekarangan rumah yang sempit seharusnya tidaklah menjadi hambatan, dalam upaya kita merubahnya menjadikannya lebih produktif. Hanya dalam hal ini, membutuhkan sedikit pemikiran yang jeli dan kreatif.

Pekarangan rumah dapat kita manfaatkan sesuai dengan selera dan keinginan kita. Sebagai contoh kita dapat memanfaatkannya untuk keindahan (kolam dan tanaman hias), tabulampot (tanaman buah dalam pot), taoblampot (tanaman obat dalam pot), tayurlampot (tanaman sayuran dalam pot), kolam ikan, miniternak dan lain sebagainya.

Usaha ini tidak terlepas pada bagaimana cara kita dalam me-manajemen lokasi yang sempit tersebut menjadi lokasi yang cukup efisien, produktif dan efektif. Beberapa teknik dalam pemanfaatan lahan yang sempit adalah teknik vertikultur, akuaponik, dan lain sebagainya.
Vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal untuk memanfaatkan lokasi yang sempit.
Aquaponik yaitu memanfaatkan secara terus menerus air dari pemeliharaan ikan ke tanaman dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Inti dasar dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem re-sirkulasi. Sistem teknologi akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit, akuaponik yang merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran. 

13 September 2009

Mengenal Multibisnis Pertanian Terpadu

Keterkaitan antar komoditas yang diusahakan dalam
metode usaha multibisnis pertanian terpadu



Multibisnis pertanian terpadu adalah istilah yang dipakai untuk sebuah model usaha pertanian, yang bergerak pada beberapa lini usaha atau produk pertanian dan dikelola secara komersial. Dalam pengelolaannya diupayakan dapat mengoptimasi hasil keluaran dan saling terkait satu sama lainnya. Multibisnis pertanian terpadu merupakan suatu alternatif permodelan usaha yang digunakan untuk mengantisipasi ketidakpastian resiko usaha di bidang pertanian. Disamping dapat bertujuan menghasilkan pendapatan yang terencana, juga meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan usahanya. Pengelolaan usaha secara multibisnis memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan model usaha terspesialisasi. Adapun keunggulan-keunggulan usaha pertanian yang dikelola secara multibisnis, antara lain adalah :
1.2.1. Mengeliminasi ketidakpastian usaha dengan mengurangi resiko kerugian.
Seringkali usaha pertanian mengalami resiko kerugian akibat adanya penurunan produksi dan nilai produk. Penurunan produksi terjadi karena kesalahan teknik budidaya, serangan hama dan penyakit, bencana alam serta masalah-masalah teknis lainnya. Sedangkan penurunan nilai produk dapat disebabkan oleh perubahan kondisi pasokan, preferensi, cita rasa dan selera konsumen serta perubahan kondisi perekonomian secara umum. Pengusahaan beberapa komoditas yang memiliki resiko yang berbeda, memungkinkan kerugian yang diderita pada satu komoditas tertentu dapat ditutupi dengan keuntungan komoditas yang lainnya.
1.2.2. Meningkatkan efisiensi produksi melalui pengelolaan beberapa komoditas
Setiap komoditas yang diusahakan, menghasilkan hasil keluaran yang berbeda pula. Hasil keluaran tersebut diharapkan dapat saling melengkapi dan sinergetik satu sama lain. Melalui pemanfaatan hasil keluaran berupa produk ikutan atau pun limbah yang dihasilkan, diharapkan dapat menekan biaya produksi. Daya dukung dan interaksi yang sesuai antar komoditas yang memiliki sifat komplementari, akan mendorong terjadinya efisiensi produksi dalam usaha tersebut.
1.2.3. Pemanfaatan lahan dapat lebih efisien.
Lahan yang tersedia dimanfaatkan dengan baik dan benar secara komersial, maka diharapkan akan memperoleh hasil per unit areal lahan yang lebih tinggi, beragam dan lebih menguntungkan.
1.2.4. Menciptakan pendapatan yang terencana dan terus menerus.
Keunggulan itu tercipta melalui peng-kombinasian dan pemanfaatan sifat alamiah, keunggulan dan pola produksi jenis tanaman ataupun ternak berbeda yang diusahakan. Semakin luas wawasan pengusaha dalam mengidentifikasikan sifat dan pola produksi jenis-jenis tanaman ataupun ternak menjadi faktor pendukung menuju kesuksesan.
1.2.5. Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan ekosistem alam, dengan pemanfaatan hasil keluaran antar komoditas dan menekan penggunaan input luar buatan.
Kerusakan lingkungan dapat diminimalkan optimasi penggunaan sumberdaya lokal maupun output yang dihasilkan serta maksimal dengan proses daur ulang.

09 September 2009

Sekilas Mengenai Budidaya Ikan Patin

Prospek Ikan patin cukup cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi dan banyak diminati oleh masyarakat. Ikan patin merupakan jenis ikan air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Dalam pembudidayaannya, saat usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk perkembangan tubuhnya. Kandungan oksigen rendah tidak menjadi hambatan untuk membesarkan ikan ini. Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan, secara garis besar yaitu pembenihan dan pembesaran. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Benih ikan patin dapat diperoleh dari hasil tangkapan di perairan umum atau Balai Pemeliharaan Air Tawar. Benih dikumpulkan dalam suatu wadah, dan dirawat selama 2 minggu dengan hati-hati. Jika air dalam penampungan sudah kotor, harus segera diganti dengan air bersih, diusahakan terhindar dari sengatan matahari. Sebelum ditebar, benih dipelihara dulu dalam jaring selama 1 bulan, selanjutnya dipindahkan ke dalam kolam yang sudah disiapkan. Secara garis besar usaha pembenihan ikan patin meliputi :
  1. Pemilihan calon induk siap pijah.
  2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas.
  3. Kawin suntik (induce breeding).
  4. Pengurutan (striping).
  5. Penetasan telur.
  6. Perawatan larva.
  7. Pendederan.
  8. Pemanenan.
Ikan Patin cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pembudidayaan dalam usia enam bulan, ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk membesarkan tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.
Persyaratan Lokasi :
  1. Tanah kolam yang baik adalah jenis tanah liat/lempung tidak berporos.
  2. Kemiringan tanah 3-5%.
  3. Jika di sungai menggunakan jala apung, pilihlah tempat yang berarus lambat.
  4. Kualitas air harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, minyak/limbahpabrik. Untuk menghindari timbulnya jamur di air kolam, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
  5. Suhu air yang baik rata-rata berkisar 26–28 derajat C.
  6. Keasaman air berkisar antara: 6,5–7.
Pemupukan kolam pada awal persiapan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak- banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m2. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Makanan dapat berupa pelet yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Selama pemeliharaan, ikan dapat diberi makanan tambahan berupa ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah) ataupun sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang nafsu makannya.
Penggunaan Aquariam dalam Pembenihan Ikan Patin

Induk Ikan Patin


Benih Ikan Siap Pendederan


Benih Ikan Siap Budidaya


Ikan Patin ber-usia 6 bulan


08 September 2009

Jenis-jenis Sapi Potong yang digunakan untuk Usaha Penggemukan


Usaha pengemukan sebagai salah satu alternatif usaha sapi potong yang cukup menjanjikan karena mempunyai siklus produksi yang relatif pendek yaitu 3 – 6 bulan, sehingga pengembalian modal usaha dapat lebih cepat.

Sapi-sapi lokal umumnya dipelihara oleh peternak rakyat dengan bobot potong 300-350 kg, sementara sapi impor umumnya dipelihara oleh perusahaan penggemukan sapi hingga mencapai bobot potong 450-550 kg dengan umur 2-3 tahun.

Terdapat banyak bangsa sapi baik dari daerah tropis maupun daerah subtropis dan sapi hasil persilangan dari beberapa bangsa sapi. Setiap bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing sehingga tidak semua bangsa sapi cocok untuk dikembangkan disetiap daerah. Berikut ini dijelaskan ciri-ciri bangsa sapi yang termasuk dalam kelompok sapi tropis dan subtropis.

Bangsa Sapi Tropis

Kelompok sapi tropis secara umum memiliki ciri-ciri mencolok yang sangat mudah dibedakan dengan kelompok sapi yang lain. Bila dilihat secara seksama, bangsa-bangsa sapi tropis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Umumnya memiliki punuk.
  2. Bagian ujung telinga meruncing.
  3. Kepalanya panjang dengan dahi sempit.
  4. Kulitnya longgar dan tipis, kurang lebih 5-6 mm, kelenjar keringatnya besar.
  5. Timbunan lemak, baik yang ada di bawah maupun di dalam kulit, otot-ototnya rendah.
  6. Garis punggung pada bagian tengah berbentuk cekung dan bagian pada bagian tunggingnya miring.
  7. Bahunya pendek, halus dan rata.
  8. Kakinya panjang sehingga gerakannya lincah.
  9. Lambat dewasa karena pertumbuhannya lambat sehingga pada umur 5 tahun baru bisa dicapai berat maksimal.
  10. Bentuk tubuh sempit dan kecil serta berat timbangan sekitar 250-650 kg.
  11. Ambingnya kecil sehingga produksi susunya rendah.
  12. Sapi tahan terhadap suhu tinggi dan kehausan. Kadar air yang terkandung di dalam kotoran rendah. Hal ini sangat berbeda dengan kotoran kerbau yang kadar airnya lebih tinggi sehingga kotoran kerbau tersebut kondisinya lembek.
  13. Toleran terhadap berbagai jenis pakan yang kandungan serat kasarnya tinggi atau pakan yang sederhana.
  14. Umumnya tahan caplak dan gigitan nyamuk.

Beberapa bangsa sapi tropis yang sudah cukup populer banyak terdapat di Indonesia sampai saat ini adalah sapi Bali, Madura, Ongole dan Brahman Cross.

Bangsa sapi subtropis

Bangsa sapi subtropis memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda dengan sapi tropis, dengan karakteristik bangsa sebagai berikut.

  1. Sapi tidak berpunuk.
  2. Ujung telinga berbentuk tumpul atau bulat.
  3. Kepala pendek, dahi lebar.
  4. Kulit tebal yang rata-ratanya 7-8 mm.
  5. Timbunan lemak pada sapi cukup tebal.
  6. Garis punggung lurus dan rata.
  7. Tulang pinggang lebar dan menonjol keluar.
  8. Rongga dada berkembang baik.
  9. Bulu panjang, kasar.
  10. Kaki pendek sehingga geraknya lamban.
  11. Sapi cepat dewasa, umur 4 tahun bisa mencapai pertumbuhan maksimal.
  12. Tidak tahan terhadap suhu tinggi, relatif banyak minum dan kotorannya basah.
  13. Sapi dewasa tumbuh besar, berat badan jantan mencapai 900 kg.

Beberapa contoh sapi subtropis yang juga diternakkan di Indonesia misalnya Shorthorn, Hereford, Charolais dan Aberdeen angus.

Perkembangan dunia ilmu pengetahuan, khususnya ilmu peternakan yang semakin maju ini, bangsa-bangsa sapi yang secara genetis memiliki ciri-ciri yang berbeda satu dengan yang lainnya dan keunggulan dan kekurangan masing-masing kini telah dikawinsilangkan, sehingga diperoleh keturunan bangsa sapi baru yang unggul, baik produktivitas dagingnya maupun sifat-sifat adaptasinya terutama terhadap lingkungan yang kurang baik. Sifat-sifat ini lebih bisa membawa kemudahan dalam rangka pemeliharaan di daerah yang baru.

Adapun bangsa-bangsa sapi baru hasil keturunan kedua golongan tersebut ialah Brahman Cross, Santa Gertrudis, Beefmaster, Brangus dan Charbray.

27 August 2009

Raih Kemajuan dan Kesuksesan Hidup Melalui Pengenalan Jati Diri


Kita sering tidak menyadari mengapa kemajuan hidup ini selalu jauh dan sulit untuk kita capai. Kadang harapan yang kita idam-idamkan hanya sebuah harapan yang tak pernah menjadi kenyataan. Dalam menjalani hidup, kita selalu terbawa arus kehidupan kompetitif yang tak menentu dan tanpa kita bisa berbuat banyak untuk dapat merubahnya.
Kita selalu saja hanya menyalahkan latar belakang kehidupan keluarga kita, dimana dalam perjalanannya penuh dengan kesulitan dan problematika. Kesulitan yang selalu membelenggu serta mengekang kebebasan kita untuk bergerak dan berekspresi. Haruskah kita tetap begini dan terus mengikuti alur tanpa bisa merubahnya? Haruskah kita hidup apa adanya menerima seadanya tanpa perlu berpikir untuk dapat hidup lebih baik, maju dan berhasil?
Apa dan siapa yang salah?
Bila kita renungkan lebih jauh bahwa sebenarnya akar permasalahan itu ada pada diri kita sendiri, dimana kita belum bisa mengenal sesungguhnya diri kita.
  1. Siapakah kita?
  2. Apa kekurangan kita?
  3. Apa kemampuan yang kita miliki?
  4. Sehebat apakah niat dan semangat kita untuk berhasil?
  5. Apa yang bisa kita buat dan kembangkan?
  6. Apa yang sebenarnya kita butuhkan?
  7. Kondisi apakah yang sedang terjadi?
  8. Bagaimanakah cara kita dalam melangkah?
Untuk meraih kemajuan dan kesuksesan hidup, kenalilah diri kita terlebih dahulu. Kiatnya adalah instrospeksi-kan apa yang menjadi kekuatan dari diri kita, baik itu keunggulan perilaku, kemampuan atau pun kelebihan lain yang kita miliki. Kenali juga kelemahan yang ada seperti segala perilaku yang kurang baik, kurangnya pengetahuan, kurangnya materi dan kelemahan-kelemahan lainnya. Kemudian analisa peluang-peluang dan kesempatan yang ada, yang dapat kita gapai untuk meraih kesuksesan, dengan tidak mengabaikan ancaman atau kondisi kompetisi yang kurang menguntungkan yang akan  kita hadapi. Baru kemudian susunlah langkah atau tindakan yang akan kita buat ke depan untuk terus mengembangkan kekuatan yang dimiliki, berusaha menekan kelemahan dan memanfaatkan peluang yang akan kita gunakan untuk meraih kemajuan dan kesuksesan hidup. Dengan tetap mengantisipasi ancaman atau pun kondisi yang kurang menguntungkan bagi kita.


Selamat mencoba dan semoga sukses !!!