06 June 2010

Ingin Berpenghasilan Tiada Henti dengan Multibisnis Pertanian Terpadu

Kita sadari usaha di bidang pertanian dapat sangat menguntungkan bahkan dapat berlipat-lipat. Hanya saja memerlukan upaya kita dalam me-manajemen usaha tersebut secara baik dan benar, agar sesuai dengan yang kita harapkan. Usaha di bidang pertanian memiliki beraneka ragam komoditas yang mempunyai keunggulan karakteristik yang berbeda-beda. Sifat alamiah dan keunggulan komoditas yang berbeda-beda tersebut dapat kita manfaatkan sebagai pedoman bagi kita untuk dapat merekayasa sebuah permodelan usaha sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Kita bisa merumuskan sebuah model multi usaha yang menghasilkan pendapatan dengan waktu yang dapat kita tentukan sendiri. Melalui pengembangan berbagai komoditas yang dipilih berdasarkan karakteristik atau perilaku produksi komoditas yang ada. Disini penulis mengistilahkannya dengan istilah MULTIBISNIS PERTANIAN TERPADU.

Andai saja jika kita dalam berusaha menginginkan memiliki pendapatan secara terus menerus baik itu pendapatan harian, bulanan, per-tiga bulan, per-enam bulan, per-delapan bulan, atau pun per tahun atau lainnya. Hal itu bisa kita lakukan dengan menggabungkan komoditas yang memiliki prilaku produksi berbeda dalam usaha pertanian kita. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha secara multibisnis pertanian terpadu agar sesuai dengan tujuan antara lain adalah:
  1. Penentuan tujuan yang ingin kita capai, baik terhadap pendapatan ataupun keterkaitan keluaran komoditas.
  2. Analisa potensi sumberdaya yang ada baik itu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, potensi geografis dan iklim, serta sumberdaya penunjang bagi usaha yang akan kita jalankan.
  3. Seleksi komoditas yang ada sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai, dengan mempelajari proses dan siklus produksi komoditas tersebut.
  4. Buatlah pola produksi pada masing-masing komoditas dan buat juga pola penggabungannya.
  5. Rumuskan struktur pembiayaan dan pola proyeksi usaha pada masing-masing komoditas disertai permodelan penggabungannya, sehingga dapat diketahui berapa besar nilai investasi, biaya operasional dan keuntungan yang dapat kita raih.
  6. Analisa pembiayaan dan kelayakan usaha yang akan kita jalankan tersebut baik kelayakan secara komersial, teknis maupun finansial.
  7. Indentifikasi pasar dan peluang-peluang kerjasama sehingga kita dapat menciptakan kemitraan dengan pihak-pihak lain, agar kelangsungan hidup dari usaha kita dapat maju dan berkelanjutan.

14 April 2010

Teknik Pembuatan Telur Asin


Telur itik mempunyai karakteristik yang khas dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Putih telunya lebih kental dari telur ayam, kuning telurnya mengandung lemak lebih tinggi dari telur ayam.
Salah satu pengolahan telur adalah dengan cara diasinkan. Selama ini masyarakat mengenal telur asin berasal dari telur itik. Meskipun telur ayam dapat juga diasinkan, namun preferensi konsumen atau masyarakat terhadap telur asin tersebut kurang. Telur itik memiliki warna khas hijau kebiruan yang telah melekat di benak masyarakat yang merupakan keunggulan dari telur itik tersebut.
Cara pengasinan telur itik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu telur itik dibalut dengan bahan pembalut (seperti abu gosok, lempung, dan serbuk batu bata merah) yang telah dicampur garam atau direndam dengan larutan garam jenuh.
Cara pembuatan telur asin dengan bahan pembalut (Rukmiasih dan Penny Hadjosworo, 2005) adalah sebagai berikut.
1. Bersihkan telur dengan air hangat ( 35 – 400 C ) atau dengan amplas no. 0.
2. Untuk setiap 10 butir telur diperlukan 450 g abu gosok dan 150 g garam atau 600 g serbuk batu bata merah dan 200 g garam.
3. Bahan pembalut dan garam diaduk sampai rata, lalu siram dengan air sedikit demi sedikit sampai terbentuk adonan (dapat dikepal).
4. Tempelkan adonan pada telur setebal ± 0,5 cm dan simpan selama ± dua minggu.
5. Buka pembalut telur, biarkan satu sampai dua hari. Kemudian dicuci, direbus atau dikukus, baru siap dihidangkan.
Bila digunakan lempung sebagai pembalut, sebaiknya dicampur dengan abu gosok untuk memudahkan saat membuka pembalut dan mengurangi resiko telur pecah.
Cara pembuatan telur asin dengan larutan garam jenuh sebagai berikut.
1. Bersihkan telur dengan air hangat ( 35 – 400 C ) atau dengan amplas no. 0
2. Untuk setiap 10 butir telur diperlukan ± 1 I larutan garam jenuh.
3. Timbang garam 330 g, siram dengan air mendidih 1 I, kemudian diaduk sampai larut dan biarkan sampai dngin benar.
4. Rendam telur dalam larutan garam yang sudah dingin tersebut salama ± 2 minggu.
5. Angkat telur dari larutan perendam, biarkan satu sampai dua hari, lalu telur dicuci, direbus atau dikukus, baru siap dihidangkan.
Dilihat dari hasilnya, yang paling baik adalah bila menggunakan pembalut serbuk batu batamerah. Dari segi pembiayaan, besarnya biaya tergantung pada ketersediaan bahan dan harga bahan.